24 Juni 2022

MENDAKI GUNUNG PARANG VIA FERRATA




Dimulai dari pagi di hari Jum'at melalui percakapan  saat berangkat kerja. " Alhamdulillah besok Sabtu Pak, kita main kemana yuk......" Saat itu suami hanya menjawab, "memangnya mau kemana....."  kemana ya......dan percakapan pun terhenti.

Sore hari sambil jalan pulang, Suamiku bilang....Yuk besok kita coba mendaki tebing di Gunung Parang, Purwakarta, Apa sudah booking tempat. Haa.....

Kisahpun berlanjut, karena semua perlengkapan mendaki sudah disediakan oleh tour guide, tak banyak yang harus disiapkan, hany ingat pesan pemandu untuk memakai pakaian yang cerah supaya fotonya bagus, dan bawa sarung tangan serta sepatu yang nyaman, itu saja.

Bearangkat dari Sukabumi pukul 03.00 pagi, dengan harapan bisa mendaki pagi hari supaya tidak terlalu panas, dan karena sedikit disesatkan oleh google map, kami sampai di kaki Gunung Parang pukul 7.30 WIB. Istirahat sebentar, sarapan di warung yang tersedia disitu, sambil menunggu grup yang mau naik juga berbarengan.

Kawan baru kami ternyata sepasang pemuda yang memang sangat muda dibanding usia kami, akan tetapi hal itu  menambah semangat untuk kami supaya tidak kalah dong sama mereka...
Pendakian dimulai setelah terlebih dulu memasang perlengkapan panjat tebing. via ferrata sendiri merupakan kegiatan panjat tebing melalui tangga besi yang dipasang sepanjang jalur pendakian. jadi tentunya kita memakai tali yang ada kaitannya untuk tangga -tangga besi yang kita lewati.



Persinggahan pertama kami di sini, tempat yang indah untuk foto sambil melihat hamparan area waduk Jatiluhur di kejauhan, jujur sangat suka foto ini, dijepret sama akang pemandu. Tempat ini juga sebagai area camping bagi pengunjung yang menginap.




Mau tahu rasanya mendaki.....nggak cape sih, malah asyik memindahkan kaitan dari satu tangga ke tangga lainnya, merasakan keringat yang mulai bercucuran dan nafas yang mulai memburu terengah-engah....betul-betul pengalaman luar biasa. sekali-kali kita saling meneguhkan semangat untuk tetap bertahan dan melanjutkan perjalanan, meneguhkan tekad supaya nggak kalah sama pasangan anak muda yang satu grup....tetep....ada aroma persaingan ha..ha....


Di tengah jalur pendakian ada area persinggahan, sejenak meluruskan kaki dan meredakan nafas, tentu saja minum yang entah kenapa rasa air minum itu seperti sangat manis dan benar-benar menyegarkan.....ya kali, panas dan lelah sangat....



Pendakian kami berakhir di titik 300 m, sesungguhnya ada dua titik pendakian yang tersedia yaitu 300m dan 900 m, tapi....rasanya sudah tak kuat untuk bisa naik lanjut sampai ke 900 m, ingat umur kali ya... 



 Jangan dipikir pendakian sampai tujuan, dan selanjutnya tinggal turun gampang....kenapa...? karena perjuangan turun itu rasanya lebih melelahkan daripada naik. apalagi ketika melihat titik awal kita naik di kejauhan, yang keciiillll sekali terlihatnya. uh.....sempat beberapa kali teriak sekencang-kencangnya karena merasa lelah sangat....kaki yang sudah mulai lemas juga. dorongan semangat dari kang Hubby, yang pasti sesungguhnya lebih lelah dari aku karena ketika dia nyopir aku malah bisa tidur he he...

Tetap berteguh hati untuk menolak twaran dari pemandu untuk dibantu turun, Ahamdulillah sampai juga di bawah, kembali menapak tanah datar base camp.  Masya Allah, Alhamdulillah.....sungguh perjalanan yang sangat melelahkan tapi juga sangat menyenangkan, ketika akhirnya mampu mendaki dengan segala perjuangannya....

Turun di basecamp, telah disediakan nasi, sayur asem, ikan goreng dan sambal.....Alhmdulillah, terasa sangat nikmat.

Terimakasih Badega Gunung Parang, pendakian yang menakjubkan.....


15 Juni 2021

Liku-liku Menuju Kampus Impian


Beberapa hari ini beranda instagramku dilalui berbagai kisah mengenai pengumuman sbmptn, ada yang bahagia ada juga yang nestapa. Bagiku setiap mendengar pengumuman SMPTN dan SBMPTN suka ada perasaan haru biru, bagaimana perasaan anak, bagaimana pula dengan perasaan orang tua yang menginginkan kampus terbaik.

Memiliki tiga orang anak dengan karakter dan juga kemampuan berbeda. Memiliki keinginan yang berbeda untuk menentukan kampus tujuan, membuat pengumuman penerimaan mahasiswa baru ke PTN selalu ingin ikut menelusuri dan mengingat bagaimana perjuangan anak-anakku untuk tembus PTN.

Bagiku tahun ketika memasuki masa kuliah adalah tahun yang penuh dengan rasa khwatir dan cemas. Selama ini mungkin dengan rasa egoisku, aku selalu memperlihatkan UI, ITB dan UGM sebagai tempat kuliah yang harus dituju. Egois dan mungkin sedikit menutupi kepenasaranku karena dulu tidak berhasil masuk ke salah satu kampus impian itu.

Tahun 2013, anakku yang pertama yang mengajukan keinginan untuk pindah jalur dari jurusan IPA ke jurusan IPS, pada saat menentukan jurusan kuliah. Sebelumnya tentu saja mengikuti jalur SMPTN hanya saja tidak berhasil lolos. Sempat aku memperdebatkan soal jurusan ini, ya...dia memilih jurusan Ilmu Komunikasi sementara aku yang dari kecil terdoktrin untuk memilih jurusan IPA, menyarankan untuk masuk jurusan IPA, dan akhirnya aku mengikuti keinginannya.

Waktu itu tidak pernah terlintas sedikitpun untuk memiliki kampus cadangan swasta, mungkin itu yang menyebabkan tinkat deg-degannya lebih tinggi. kalau tidak salah waktu itu jalur mandiri UGM (UTUL) dilaksanakan sebelum SBMPTN, jadi sesuai dengan rencana, segala jalur masuk PTN harus dicoba dan dimulai dengan UTUL ini.

Mungkin drama anak pertama ini tidak terlalu tegang, karena Alhamdulillah dia lolos di test masuk pertama ya lewat UTUL UGM, lucunya pas pengumuman yang dilaksanakan pukul 12.00 malam dia malah tertidur pulas sedangkan aku sudah tidak karuan menunggu pengumuman dari sejak sore. Jam 12.00 malam aku sengaja nggak tidur dulu, langsung melihat pengumuman dan Alhamdulillah masuk, ketika itu aku screenshoot hasil pengumuman dan dijadikan background PC, alhasil subuh dia bangun langsung loncat ke depan komputer dan begitu masuk muncul hasil screenshoot pengumuman kelulusan, Alhamdulillah...

Anak kedua memasuki masa-masa menegangkan masuk PTN di tahun 2015, dengan kecenderungan anaknya yang diam tidak banyak bicara dan juga tidak menunjukkan keriweuhan, yang aku tahu dia hanya ingin masuk ke jurusan Teknik Elektro, dimulai dari SMPTN mencoba masuk ITB dan UGM akan tetapi belum berhasil, padahal u tuk yang kedua ini aku sangat berharap dia masuk lewat jalur SMPTN karena nilai raportnya bagus, tapi Allah berkehendak lain.

SMPTN lewat saatnya menyiapkan diri lewat jalur SBMPTN, anak kedua ini memilih Zenius sebagai teman belajar dan memutuskan untuk tidak bimbel ofline. Oya, sebelumnya anakku diterima di Polban tapi tidak aku rekomendasikan untuk diambil, ya...ke Polban ini dia daftar dengan tidak sepengetahuan kami, daftar sendiri, hanya saja seperti pada anakku yang pertama keegoisanku masih berlku, coba ITB,UI dan UGM. Dan memang dia sendiri menerapkan itu, semangat untuk menembus diantar 3 PTN itu.

Pengumuman SBMPTN yang dinanti diluar dugaan, anakku tidak lolos, akupun mulai panik walaupun tidak menunjukkan kepanikan di depan anak-anakku, selalu kuucapkan masih ada jalan lain, ayo lanjut iku jalur mandiri. Perjuangan jalur mandiri dimulai dengan SIMAK UI dan gagal, lanjut UM UNDIP dan UTUL UGM. Kadang aku merasa sangat iba dengan kondisi anakku, dia pasti lelah dengan tekanan yang luar biasa, disaat teman-temannya yang notabene kemampuan di SMAnya dibawah dia akan tetapi sudah memiliki tempat di PTN masing-masing, sementara dia belum, pasti itu menimbulkan tekanan yang sangat berat. Dan juga untuk anak kedua ini aku sama sekali tidak mencadangkan kampus swasta, karena masih tetap berharap bisa masuk PTN.

Pengumam SIMAK UI gagal, kabar gembira  ketika UM UNDIP dinyatakan lulus di jurusan Teknik Elektro, walaupu sempat agak ragu untuk masuk UNDIP, akan tetapi berkas registrasi tetap diurus, sampai akhirnya pengumuman UTUL UGM keluar, Alhamdulillah ya Allah, anakku berhasil keterima di jurusan Elektronika dan Instrumentasi UGM. Rasanya plng beban fikiran yang ada, tidak ada perayaan atau apa, kami hanya saling tersenyum, begitu juga senyum sumringah terlihat di wajah kakak dan adiknya, kebahagaian yang menular ke seluruh keluarga.

Anak ketiga bungsu, perempuan satu-satunya dengan beban yang lebih berat karena kedua kakanya masuk di UGM, satu dari 3 kampus yang diimpikan. memulai pedebatn ketika awal masuk SMA, dengan keputusan dia memilih jurusan IPS, seperti yang aku ceritakan aku yang didoktrin dari kecil bahwa IPA lebih baguss dari IPS tidak semena-mena begitu saja menerima keputusannya, walaupun dengan secara halus aku ajak ngobrol dia tentang alasannya ingin masuk jurusan sosial, dan dia bilang bahwa keputusannya sudah bulat untuk masuk IPS karena merasa kurang mampu menerima pelajaran matematka dan IPA.

Meskipun seperti sudah diceritakan bahwa aku egois, tentu saja aku bisa memahami keinginan dia, dan tidak mungkin untuk terus berdebat, hanya saja aku coba bujuk dia untuk mengikuti test STIFIN untuk mengetahui keilmuan yang sesuai untuk dia, dan diapun setuju. Akhirnya aku mengalah ketika hasil test menunjukkan bahwa bakat dan kecenderngan kemampun dia memang jurusan sosial, baiklah...harus bagaimana lagi.

Tahun 2018 saatnya memasuki masa-masa penerimaan mahasiswa baru, anakku yang eeling introvet, dan mempunyai kecenderungan aktif memimpin di kelas, sudah merancang dan mendiskusikan jalur SMPTN, dia begitu yakin bisa masuk karena peringkat paralel dia di SMA ada di 10 besar, pilihannya UNPAD, diluar 3 kampus yang aku sarankan sejak awal. 

Pengumuman SMPTN ternyata menimbulkan kepedihan mendalam buat dia, gagal di SMPTN sementara 17 orang teman-teman sekelasnya lolos, tentu membawa mental ke titik terendah, apalagi dia selama ini aktif membantu teman-temannya dalam memenuhi persyaratan SMPTN, dan teman-teman yang dia bantu berhasil masuk. Menangis seharian sampai mata sembab, sampai diujungnya aku tanya apakah kalu dengan terus menangis hasil pengumuman akan berubah.....hmmm galak y aku....

Mulai balik ke persiapan SBMPTN, kali ini dia tancapkan bendera UI di arah tujuannya. Tak mau daftar UNPAD karena pernah tertolak, tak mau daftar UGM karena sudah ada dua kakaknya lulusan UGM. Memilih jurusan administrasi niaga sebagai tujuan tak bergeming ketika aku sarankan ilmu komunikasi karena dia memiliki kemampuan komunikasi yang baik. ok...aku ikut keinginannya.

Tak pernah terlintas sedikitpun bahwa memiliki dua orang kakak yang kuliah di UGM itu adalah beban tersendiri buat dia, dan juga keputusan aku yang tetap tidak daftar kampus swasta sebagai cadangan, membuat dia merasa tertekan, tapi Alhamdulillah lebih cenderung ke arah positif dengan menyiapkan sebaik-baiknya untuk mengikuti SBMPTN

Alhamdulillah, di sore itu, di jam pengumuman yang dimajukan satu jam. dia yang tidak pernah mau memberitahukan nomor ujiannya, disaat aku masih hettic dengan pekerjaan kantor, ada telpon masuk dengan suara gembira diiringi tangisan bahagia karena berhasil masuk ke UI.

Alhamdulllah syukur tak terhinggan atas izin Allah, ketiga anakku berhasil masuk di PTN yang diinginkan walaupun dengan jalan yang berliku dengan segala cerita dan drama dibaliknya, semoga menjadi bekal untuk kebaikan dalam kehidupannya.

Bagi para orangtua, mungkin banyak kisah yang tak tersampaikan, karena kita harus tetap tenang dan tegar serta tetap tersenyum ketika anak-anak tegang dengan hari-hari mengejar kampus impian


30 Oktober 2019

Perjalanan ke China : Wuxi, Shanghai, Qingdao

Terakhir menulis November 2015 dan sekarang sudah akhir 2019
susah sekali mau konsisten menulis ya...
Padahal banyak cerita yang ingin disampaikan
Banyak kisah untuk diingat...

Baiklah...
Mundur ke Desember 2015

Ke sebuah perjalan yang juga tak terduga.
Ketika tiba-tiba ada kawan yang ditugaskan untuk berangkat mengikuti workshop di China ternyata berhalangan pergi. Dan aku menawarkan diri untuk jadi pengganti.
lalu....segera urus sana urus sini, mengingat ini adalah perjalanan dinas tentu saja harus ada izin dari Setneg, dari Kemenlu dan segala rupanya.
Singkat cerita visa selesai sehari sebelum berangkat, sambil kocar-kacir, jadi nggak...jadi nggak..

Berangkat menggunakan Garuda untuk penerbangan langsung ke Bandara internasional Pudong, Shanghai, Alhamdulillah semuanya lancar. Sesuai janji dari LO, akan dijemput oleh A boy....yang ternyata seorang mahasiswa, nunggu tim dari Srilangka sebentar agar bisa berangkat bareng menuju tempat tujuan.Ya....pertemuan pertama dengan sesama peserta workshop adalah tim Srilangka, jika kami berdua perempuan, mereka bertiga laki-laki...basa-basi sebentar, kemudian lanjut ke Wuxi, Jiangsu. Eh iya..suhu waktu itu berkisar 5 oC, dingin menusuk tulang, bagi kami yang terbiasa dengan udara hangat.

 Acaranya berlangsung di FFRC Freshwater Fisheries Research Center (FFRC) of Chinese Academy of Fishery Sciences (CAFS), Wuxi provinsi jiangsu. 





 Selama dua minggu di Wuxi, sempat juga berkunjung/field trip ke Shanghai, jadi sempatlah kita berfoto di The Bund, dan jalan-jalan di sekitar Shanghai. memang sih di malam hari, diantara gerimis dan suhu udara yang terus turun, tapi..tetep...harus foto-foto,  karena kita hanya punya waktu selepas makan malam, sebelum kembali perjalanan pulang, tapi lumayan lah.







Kunjungan lainnya ke Museum...melihat-lihat Wuxi tempo doeloe


 Di Minggu kedua kami jalan ke Qingdao menggunakan kereta cepat dari Wuxi stasiun, lumayan lama 6 jam perjalanan padahal kecepatan kisaran 300 km per jam. enaknya begitu masuk kereta terasa hangat, tidak seperti diluar yang dingin.





Tujuan utama ke Qingdao adalah kunjungan ke Kantor karantina ,diskusi sebentar kemudian kunjungan laboratorium dan sedikit praktikum. selanjutnya main kita ke Zhangqiao pier, juga May fourth Square melihat May Wind Sculpture dan terakhir ke Qingdao Polar Ocean World.





Bertambah teman dari negara-negara Asia dan juga pengalaman baru di suhu dingin yang beku dengan suasana yang hangat,  meskipun kulit menjadi kering dan muka pun jadi bonyok karena tidak biasa dengan suhu dingin, semuanya terasa menyenangkan.

Tidak terasa dua minggu usai, saatnya kembali pulang ke rumah.


Susah ternyata mengingat dan menuliskan kembali kisah di empat tahun silam, hanya saja ingin kutuangkan disini walaupun telat.

Semoga, tidak malas lagi menulis
Semoga...

08 November 2015

Traveling ke Kuala Lumpur

 Kuala Lumpur.......

Destinasi kali ini adalah Kuala Lumpur....yeay....sempat deg-degan karena tiba-tiba saja banyak kegiatan di kantor, tapi Alhamdulillah berhasil dapat izin dua hari, tadinya mau ngambil cuti tapi....gak apa-apalah izin aja :)
Tiba di Kuala Lumpur langsung menuju hotelMetro yang sudah kami pesan sebelumnya, lumayanlah tempatnya, bersih dan tidak terlalu mahal dan yang lebih penting deket ke stasiun MRT. So...setelah menyimpan koper di kamar langsung deh kita cabut ke KLCC naik MRT tentunya.
Sebagai dokumentasi tentu...berfoto di depan logo I Love KL....ternyata walaupun tidak terlalu banyak tetep harus antri untuk mengambil foto di sini...


Masuk ke Kuala Lumpur City Galeri disuguhi display mengenai sejarah Kual Lumpur, menarik karena disuguhkan dengan miniatur berbagai gedung yang ada disertai dengan sejarah singkat dan audio yang cukup bagus. Keluar dari galery kita melewati berbagai souvenir dari Arch, bagus-bagus suka banget..tentunya kalau mau yang lebih bagus ya lebih mahal....belilah satu kerajinan yang harganya terjangkau buat oleh-oleh di rumah.
Di sekitar area KLC galery....disuguhi oleh berbagai gedung dengan arsitektur Inggris sepertnya, jadi serasa lagi jalan-jalan di Eropa.....(kayak yang pernah aja ye...)

Perjalanan berikutnya...keliling-keliling naik bis gratis Go KL, dengan tujuan utama Petronas twin tower yang terkenal itu dong. karena sudah malam, twin tower pun bermandi cahaya, indah....padahal cuma gedung tinggi ya....yang penuh tantangan ternyata cara mengambil gambar, supaya dapat shoot yang bagus dengan latar belakang si kembar. Lihat kiri kanan lucu-lucu deh cara orang-orang ngambil foto, yang sambil tiduran jongkok....segala macam deh....susah juga untuk mengambil gambar secara utuh, sampai akhirnya aku menemukan seseorang yang naik ke tembok pembatas dan ketika aku lirik frame fotonya bagus....so....ikut deh ...naik ke tembok pembatas dengan kolam air mancur...sempet deg-degan takut jatuh dan takut dilarang satpam, tapi ternyata walaupun satpamnya melirik gak ditegur tuh...paling dalam hati dia mikir...ini ibu-ibu nekad amat ya, pake rok ...naik-naik lagi...he he. so...dapatlah gambar seperti ini...bagus kan.....


Perjalan di hari ke dua, menuju ke Genting Hingland....pengin lihat ada apa sih di sana....
setelah menaiki skylift yang melewati hutan tropis dan lumayan cukup deg-degan, sampailah di Genting, wah...setelah berjalan ke sana kemari ternyata harus banyak duit ya ke sini...maklum barang-barang yang dijual harganya selangit...eit..tunggu dulu kita kan bukan mau belanja....fokus lagi ke tujuan utama....ye....mau masuk ke sini nih...Ice world....secara belum pernah merasakan berjalan di atas salju...norak ya....





Masuk ke Ice world ternyata dengan catatan gak boleh bawa kamera, jadi ya...buat kenang-kenangan buat deh foto satu, harganya 50 RM, sayangnya fotografernya rada-rada jutek gitu,....ngambil gambarnya gak oke...atau objeknya yang gak oke ya.....

Sore hari sepulang dari Genting, lanjut ke destinasi berikutnya...Central Market atau Pasar Seni...ya...cari sedikit oleh-oleh, apalagi kalau bukan kaos dan coklat....rencananya mau lanjut ke Chow Kit tapi hujan besar membuat kita tertahan di central market. jam lima baru bisa keluar lagi menuju Sungai Wang dan Bukit Bintang....tapi ...ya itulah kalau jadwal tidak ketat, sampai di Bukit Bintang sudah pada tutup...kemalaman...ya udah ke Sungai Wang llihat-lihat kaos beli beberapa buat oleh-oleh....
Pulang deh ke hotel....zzzz
keesokan harinya....setelah berbagai tragedi menimpa kaki...he he, pegel-pegel bo....untungnya nig saya pakai sepatu kets yang cukup nyaman di kaki jadi kakinya tidak bikin masalah...tujuan berikutnya adalah menghilangkan penasaran untuk melihat Batu caves ...menaiki ratusan tangga yang cukup membuat berkeringat dengan disuguhi stalagtit ketika sampai di puncak....pemandangan yang luar biasa, lelah yang terbayarkan...tak lupa foto session jepret jepret...hi hi...

Tidak ke Malaysia kalau tidak mencicipi teh tarik asli ramuan Malasyia...so....bersulang dengan teh tarik di akhir kunjungan tiga hari di Kuala Lumpur.....selalu menyenangkan bisa jalan-jalan bersama kalian sist...mudah-mudahan lain waktu dan kesempatan sponsor utama masih berkenan untuk ngajak jalan-jalan lagi.....ngarep.....

24 Oktober 2015

Perjalanan ke Jepang bag. III. Niigata....

Sepertinya cerita sebulan di negeri sakura tak ada habis-habisnya, training memang tujuan utama, tapi tentunya gak seru kalau yang diceritakan berkisar antara biologi molekuler, cloning, culture sel, histopathologi deelel deelel....sok tak pernah kulewatkan hari libur Sabtu Minggu untuk jalan-jalan di Ise city dan sekitarnya.

Nah di bagian ketiga  ini saya mau berbagi cerita ke tempat-tempat menarik lainnya yang sempat saya kunjungi.
Minggu ke tiga di Jepang saya punya kesempatan untuk mengunjungi Nigata, salah satu perfecture di jepang yang terkenal sebagai penghasil beras terbaik di Jepang dan tentu saja di dunia perikanan Nigata terkenal dengan koi (Nikishigoi).
Jarak yang cukup jauh a ntara Mie - Nigata dengan menggunakan kereta cepat (sayang bukan shinkansen...:) memerlukan 4 kali ganti kereta dengan waktu tempuh sekitar 6 jam. Berangkat jam 9.00 pagi dari Peer Pearl hotel sampai di The new Otani Hotel Nagaoka menjelang jam 9 malam. Perjalanannnya cukup menyenangkan dengan kereta yang nyaman dan pemandangan luar biasa eperti ini.

Entah di daerah mana....maklum penunjuk jalannya pakai tulisan kanji he he....dari kereta pemandangan matahari menjelang senja hingga terbenam, terlihat jelas dan cantik meskipun dari dalam kereta.

 Tujuan kunjungan ke Nigata yang utama adalah mengunjungi Internasional Koi Show yang diikuti oleh 21 negara termasuk Indonesia. Jangan tanya deh kualitas koi nya...keren-keren bingit.... 
 Next destinasion di Nigata ke  Nishikigoi no sato, Ojjya. Tempat ini seperti museum sejarah koi baik di Jepang maupun dunia, dilengkapi dengan berbagai naskah dan asal-usul penamaan koi. Dan dibagian belakang gedung terdapat taman cantik dengan sentuhan kolam hias penuh dengan koi yang indah...



 Nggak ke Nigata juga dong kalau gak menikamti sightseeing....?  hmm....kami naik ke Panorama tower Gunung Yahiko. dan juga mengunjungiTsubame  onsen,onen paling populer di Niigata,tapi ya nggak sempat coba berendam sih....nggak punya nyali.
   

Enaknya disini itu memang sewa kendaraan kalau mengandalkan kendaraan umum agak susah karena tempat-tempat indahnya tidak terlewati kendaraan umum, Ingatnya di bukit ini dengan sok jagoan kita mendaki tanpa menggunakan lift yang sebenarnya tersedia disana...demi ego...kita melewati ratusan tangga...dengan terengah-engah...dan di dan puncak...wow..ada dua sisi berbeda diantara kedua sisi. sisi kiri area pantai sedangkan bagian kanannnya pesawahan yang luas penghasil beras jepang yang terkenal pulen 




Minggu terakhir di Mie....
Maasih ada satu hari Minggu, dan ketika ditawari untuk pergi melihat taman bunga atau fishing, saya memilih fishing....yey....lebih karena inget suamiku yang suka memancing, supaya bisa cerita bagaimana rasanya mancing ikan trout....love you Pa, seandainya ikut pasti lebih seru....



 Tempat pemancingannya adalah Inaba Sanctuary fish, dua jam pake mobil dengan cukup ngebut he he...disuguhi dengan area pemancingan yang betul-betul menyejukkan, suasanya sejuk eh dingin ya...tempatnya bersih dan indah, ramah juga buat keluarga....wow...rupanya orang-orang yang telah sibuk di hari-hari kerja refreshing di sini bersama keluarga. kita beli tiket disini, dengan catatan satu tiket boleh nangkap 10 ekor ikan dan bisa dibawa pulang, kalau lebih harus dilepas lagi. pas mau pulang beneran dihitung dulu lho jumlah ikannya!
Horee...sebagai pemula ternyata aku bisa dapat 7 ekor ikan trout...setelah sebelumnya supervisorku sampai bete ngajarin cara melempar pancing...ha ha...sabar ya Boss...it's great time here...
Selepas mancing....? Ada restoran disitu...menunya berbagai olahan ikan...wah, suhu udara yang dingin ditambah dengan gerimis...hilang lenyap setelah menyantap hidangan jepang ...mantap deh...

Selepas senja pulang dari Inaba, matahari sudah hampir tenggelam, perahu-perahu kecil yang tertambat di Hiroya bay seperti berwarna keemasan tersapu cahaya matahari di ujung Barat. Bye Hiroya ...selamat tinggal Nakatsahamura, besok ..erjalanan pulang menuju Nagoya. berharap suatu saat akan kembali berkunjung ...

Cerita belum usai ya....perjalanan pulang dari Mie  Menjelang pulang kami menginap kembali di Ise Pearl peer hotel untuk selanjutnya ke bandara Nagoya, perjalanan sekitar 4 jam ditambah mampir dulu ke Ninja Iga Ryu, museum Ninja di Mie. sesaat berkelana ke masa-masa ninja berjaya, dengan suasana dan area masih seperti zaman dulu. 



28 Mei 2015

Perjalanan ke Jepang Bagian dua : Grand Shrine Geku-Naiku

Geku adalah kuil yang dibangun sekitar 1.500 tahun lalu sebagai tempat persembahan kepada Amaterasu Omikami salah satu dewa pada kepercayaan Shinto. Dewi Amaterasu merupakan dewi yang memberikan berkah untuk kelimpahan hasil panen, kesehatan dan kesejahteraan menurut kepercayaan mereka.

Sebulan tinggal di Ise shi, tentu tidak melupakan kunjungan ke grand shrine Geku dan Naiku. Hanya memerlukan sekitar 10 menit jalan kaki dari tempat menginap Ise Pearl Peer hotel, sengaja saya berangkat pagi-pagi sekali, mengingat kami janjian untuk dijemput jam 9.00 untuk perjalanan ke Nigata ken, jadilah jam 6 pagi sebelum sarapan saya keluar untuk menyelesaikan penasaran melihat kul yang terkenal di Jepang ini.
Melewati Ise stasiun, sambil agak takut kesasar maklum jalan sendirian...he he...ternyata setelah menyeberang dari stasiun mata sudah dimanjakan dengan jejeran toko-toko souvenir dengan deretan lampion di depannya, sayang...tentu saja sepagi itu belum ada yang buka. Setidaknya jadi yakin bahwa jalan yang diambil tidak salah.
Memasuki area kuil, dihadapkan dengan jembatan cantik dan gerumbulan pepohonan yang tertata rapi, disambut hangat oleh seorang penjaga yang dengan ramah menawarkan peta area Geku. Melewati jembatan kayu Hiyokebashi gerbang menuju Geku

 Karena masih pagi suasananya masih sangat sepi, akan tetapi kesegaran pepohonan yang lebat dan tinggi menjulang, membuat hati terasa hangat...sejuk dan segar....Sebelum memasuki area kuil ada bangunan Temizusha dengan semacam bak berisi air dan tersedia gayung dari kayu untuk mencuci tangan dan mulut.

 Setelah melewati jalan yang dikiri kanan dipenuhi dengan pepohonan tua yang tinggi menjulang memancarkan aroma kedamaian dan kenyamanan, saya melewati bangunan ini, sebuah bangunan yang menjajakan aneka 'jimat' untuk keberkahan yang dijaga oleh seorang kami...bhiksu Jepang.
Nggak bisa mendekat untuk mengambil foto disini karena terpampang tulisan dilarang memotret, jadi dari jauh saja....

Terdapat beberapa Torii gerbang kayu bulat di area ini, di tengah pepohonan. Torii merupakan simbol struktur Shinto

Kuil yang kedua adalah Naiku, Kali ini kami berangkat dari Hotel Hiroya. Naiku adalah Shinto shrine yang juga didekasikan kepada Amaterasu-Omikami, masih satu bagian dengan naiku hanya areanya lebih besar dan luas.
 Melewati gerbang utama yang kemudian disambut dengan aliran sungai jernih Isuzugawa dengan jembatan Ujibashi besar melengkung indah sepanjang 100 m disambut dengan hamparan taman cantik ala Jepang sungguh indah meawan.

 Berdoa di kuil Amaterasu memohon keselamatan dan kebahagian.


 Di seluruh area juga dipenuhi dengan pepohonan tinggi menjulang, terasa sejuk dan segar, meskipun memerlukan perjalanan yang lumayan jauh dari sejak pintu gerbang sampai ke kuil utama, tidak terasa melelahkan...tipsnya...jangan lupa pakai sepatu  yang nyaman ya....jalan kaki lumayan jauh...



Disini juga tersedia souvenir untuk berbagai keperluan ibadah Shinto.

Perjalanan melelahkan sekaligus menyenangkan, melihat sisi kepercayaan orang Jepang di tengah arus modernisasi, tetap terjaga dan tidak tergerus budaya luar.
Perjalanan pulang....
Di sepanjang jalan masuk/keluar kita melewati berbagai toko souvenir berupa pernak-pernik hiasan khas jepang dan juga berbagai makanan khas yang aromanya menusuk hidung...hmmm...sepertnya enak hanya saja bagi orang muslim sepertinya harus berhati-hati memperhatikan kandungan bahan makanan karena banyak yang tidak halal.