15 September 2008

Ketika Cinta Bertasbih

Saya baru saja menyelesaikan novel Ketika Cinta Bertasbih buku 2 karya Habiburahman el shirazy, terlambat memang....maklum bukunya satu dibaca rame-rame alias gantian. Ceritanya memang menarik karena settingnya pesantren dan kilasan berbagai kisah di Universitas Al Azhar Kairo dan yang membuat berbeda kisahnya..kisah cinta tapi dalam balutan koridor islami yang indah.

Pertama kali tulisan Habiburahman el shirazy yang saya baca adalah cerpen Seratus peluru untuk Amru..kalau nggak salah judulnya begitu...cerpen ini dimuat di Majalah Annida dengan setting pertempuran di Palestina, menarik dan yaitu tadi berbeda. Ayat-ayat cinta adalah tulisan beliau yang saya baca berikutnya, waktu itu masih merupakan cerita bersambung di koran Republika dan karena saya baca lengkap di cerber Republika jadi ketika kemudian novelnya terbit..ya..tidak membeli..

Membaca alur cerita tulisan beliau memang mengalir, padat berisi tapi tidak rumit; kalau dibandingkan dengan novel The Da Vinci Code atau novel lain karya Dan Brown yang sering membuat kening berkerut karena rumit.

Ketika Cinta Bertasbih yang rencananya akan dibuat film nih...mudah-mudahan filmnya nggak melenceng-melenceng amat dari alur cerita di novel memang beda dan dapat memberikan pencerahan buat si pembaca di tengah serbuan novel-novel bertema cinta yang baru membaca judulnya saja membuat meriding...

06 September 2008

Ramadhan sejuta makna

Ketika kembali kita diberi kesempatan menjumpai Ramadhan; ada beragam cerita dibalik kewajiban menjalankan ibadah puasa, meningkatkan kajian terhadap ayat-ayat Alqur'an dan mengingatkan kita untuk lebih banyak bersedekah.

Ramadhan di tengah harga bahan pokok yang semakin melambung membuat ibu rumah tangga kerepotan mengatur anggaran, tidak bisa dipungkiri kebutuhan belanja pada bulan ini membengkak dua kali lipat, memang dilema...puasa yang seharusnya bisa lebih menekan anggaran karena tradisi yang terlanjur melekat maka yang terjadi adalah sebaliknya.

Bulan Ramadhan menjelang, tengoklah pusat-pusat perbelanjaan yang penuh sesak, ditambah pasar kaget yang menawarkan aneka rupa kebutuhan puasa dan lebaran, pakaian, sepatu, aneka kue kering sudah mulai berjejer di toko-toko,bahkan sejak seminggu sebelum puasa dan kembali ibu rumah tangga dipusingkan dengan kebiasaan membeli baju baru untuk lebaran.

Kalau sudah seperti ini Ramadhan yang merupakan bulan penuh rahmat mungkin secara tidak terasa akan lewat begitu saja...oh sungguh ironis sekali...

Dibalik semua itu kita berharap semoga tidak termasuk kedalam orang-orang yang menyia-nyiakan bulan yang penuh berkah ini, semoga di Ramadhan ini kita bisa lebih meningkatkan keimanan dan ketakwaan, Amiin....