07 Juni 2012

it's about woman and love

Hari ini ada dua kawan yang datang dan bercerita, walaupun cerita yang berbeda namun ada pesan yang sama yang bisa diambil.

cerita satu :
Suaminya adalah seorang pensiunan yang seiring dengan waktu luangnya mencoba mengisi hari-hari dengan berbagai kerjasama bisnis, terkadang berhasil dan memberi istrinya limpahan materi, namun semakin lama yang timbul hanyalah cerita tertipu dan tertipu, hadirnya berbagai karakter orang yang datang untuk menagih hutang, menuntut kejelasan kerjasama, apa yang dia lakukan...

Seorang isteri tentulah tidak bisa tinggal diam melihat kondisi suami yang terpuruk, dan tentu saja si isteri tampil sebagai pahlawan, mengingat pada saat ini kondisi pekerjaannya cukup mapan, dia berusaha untuk menutupi seluruh masalah keuangan suami, demi nama baik, demi keluarga....

Ketika suami enggan untuk meninggalkan cerita lamanya, dan kerugian yang didapat terulang dan terulang lagi...inilah awal keluh kesah sang isteri yang sambil berlinang air mata bertutur kepadaku,....aku lelah....aku ingin melepaskan diri dari semua itu...., aku hanya bisa berucap, coba sadarkan dulu suamimu, jangan kau tinggalkan begitu saja....Ketika kemudian kejadian itu kembali terulang untuk kesekian kali dan tetap dengan menghilangkan puluhan juta rupiah....dia hanya bisa berkata; kalau saja aku tinggalkan dia dan aku hidup dan mampu menghidupi anak-anakku sendiri, lalu bagaimana dengan dia, suamiku.... bagaimana kalau dia sakit, bagaimana dengan makannya, siapa yang akan mengurusnya..... aku hanya bisa berkata, dengan begitu kau masih menCINTAI nya.

Cerita dua:

Suaminya adalah seorang supir angkutan kota, dengan trayek yang kurang menguntungkan sehingga terkadang, suami datang hanya dengan membawa yang tidak cukup untuk makan sehari-hari. kawanku sendiri mempunyai pengahsilan tetap akan tetapi tidak seberapa dan tidak cukup untuk membiayai hidup sekeluarga selama satu bulan.

Lalu.....ketika sang suami terkena masalah sehingga terkadang malah menggerogoti keuangan yang sebenarnya bahkan tidak cukup untuk kebutuhan primer....tidak pernah sekalipun terungkap kata penyesalan, semuanya dia terima dengan lapang, tidak juga dia ceritakan kepada keluarganya yang lain walaupun mereka berkecukupan.

Dan, ketika terkadang dia dan anak-anaknya menahan lapar tak terhingga karena tidak ada uang untuk membeli sejumput beras, bahkan tanpa linangan air mata dia berkata kepada anak-anaknya...sabar ya sayang, ayah sedang berusaha mencari uang untuk kita...

tak pernah sedikitpun dia mengeluhkan keadaan kepada suaminya, dia selalul berusaha menutupi seluruh kesulitan dengan tegar, lalu ketika dia kutanya kenapa tidak minta tolong kepada keluarganya yang lain; dia hanya berkata; aku tidak mau menurunkan martabat suami di mata keluarga besarku.  Apapun yang terjadi akan kami hadapi dengan lapang, tak sebersit pun ada keinginan untuk berpisah, karena aku menCINTAInya dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

Aku hanya terpekur, dengan kata CINTA, seorang wanita bisa perkasa, dengan CINTA wanita melepaskan seluruh ego nya. Dengan CINTA aku bisa mensyukuri apa yang aku miliki...

Tidak ada komentar: